Jumat, 22 April 2011

Hikmah cinta dalam kehidupan manusia

Cinta berhubungan dengan kemesraan. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah percintaan yang terkenal, yakni “Romeo dan Juliet”.


Maka untuk mempelajari mengenai kehidupan manusia tidak akan ada habisnya, apalagi mengenai cinta. Kehidupan cinta manusia tidak akan pernah ada akhirnya karena kehidupan cinta mereka terlalu kompleks untuk diurutkan satu per satu.

1. Cinta adalah proses ujian yang keras dan pahit dalam kehidupan manusia.
Ujian itu terjelma dalam rangkaian perjalanan yang ditempuh cinta dalam kehidupan.

2. Keberadaan cinta yang mendasar dalam diri manusia termasuk motivasi terbesar dalam memakmurkan dunia dan membangun peradapan yang tinggi serta mengatur problematika kehidupan.

3. Cinta merupakan factor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan landasan interaksi antar mereka, guna mengambil manfaat dari peradaban umat lain.

4. Ketika cinta diarahkan untuk kebaikan dan dijadikan sebagai sarana yang mendatangkan manfaat, maka cinta akan mampu memperkuat ikatan kekeluargaan dan persatuan.

5. Cinta yang didasari kemanan apabila di padukan dengan keceriaan hati akan menimbulkan berbagai hal yang mengagumkan. Cinta yang demikian itu mampu mengubah perjalanan sejarah, menegakkan istana kemuliaan di seluruh alam.


Pengertian Cinta-Kasih

Cinta adalah persaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya
hati org yang mencintai pada pihak yang dicintainya, dengan semangat yang menggelora dan wajah yang selalu menampilkan keceriaan. 
Cinta dalam pengertian seperti ini merupakan perasaaan mendasar dalam diri manusia, yang tidak  bisa terlepas dan merupakan sesuatu yang essensial. Dalam banyak hal, cinta muncul untuk mengontrol keinginan ke arah yang lebih baik dan positif. Hal ini dapat terjadi jika orang yang mencintai menjadikan cintanya sebagai sarana untuk meraih hasil yang baik dan mulia guna meraih kehidupan sebagaimana kehidupan orang-orang pilihan dan suci serta orang-orang yang bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada sesuatu (seseorang) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.


Cinta dalam ajaran agama Islam

Karena Islam adalah agama yang fitrah, maka Islam mengakui tentang hal ini. Hal yang sangat mendasar dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan tentang cinta. Dan tingkatan-tingkatan cinta ini akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah. Adapun dasar tentang tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah pada QS. 9 (At Taubah): 24).

“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, pasangan-pasangan, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” Cinta pada tingkat tertitinggi adalah cinta kepada Allah, rasulNya dan jihad dijalanNya.

Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, keluarga, pasangan
dan saudara. Adapun cinta yang paling rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad dijalan-Nya. Hikmah dari Cinta:
1. Cinta adalah proses ujian yang keras dan pahit dalam kehidupan manusia.
Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yang
mulia atau menghempaskannya kepada jalan yang hina.

2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi,
pembangunan dan peradaban.

3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi
manusia dan interaksinya dengan sesama manusia. 
# Ketika cinta diarahkan kepada kebaikan, maka cinta dapat membawa keutuhan,
perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat.
# Cinta yg ditumbuhkan oleh faktor keimanan, maka akan menghasilkan
berbagai hal yang mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak
kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi
muslim pada masa dahulu.

Dan masih banyak lagi hikmah yang lain dari adanya rasa cinta pada diri
manusia.  Fenomena yang timbul dari tingkatan-tingkatan cinta yang ada akan menimbulkan efek yg berbeda.

Pada fenomena tingkatan cinta yang tertinggi, maka akan membuat seseorang
dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah , Rasul-Nya dan
jihad dijalan-Nya. Dalam kehidupan sehari-harinya tidak ada orientasi selain
kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa segala sesuatu yang telah
Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi manusia Bahwa Allah lebih mengetahui
daripada makhluknya. Kemudian, bagi seseorang yang sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kemudian dia juga akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yang dia miliki. Firman Allah pada Qs. 33: 36
“Tidaklah patut bagi seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan jika Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka…”
Qs.2:140
“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”
Qs. 2 : 282
“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

Dengan demikian bagi seorang mukmin yangg telah diliputi oleh manisnya iman,
maka ia tidak akan rela jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yang
rendah yang akan membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya. 

Bahkan ia akan menjaga kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan
menjaga cintanya untuk tidak akan memberikannya kepada musuh-musuh Islam, Dia akan menjaga syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yang bathil. Dia
tidak akan mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orang tuanya,
keluarganya, kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan
jihad dijalan-Nya. Meski ada beberapa manusia yang salah mengartikan jalan jihad yang benar menurut Allah.

Pada akhirnya hanya diri kita sendiri yang akan menentukan pada tingkatan
cinta yang mana kita berada. Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yang
tahu.

Maka, dapat dibuat kesimpulan apa hikmah cinta dalam kehidupan manusia, yakni supaya manusia itu saling mencintai makhluk ciptaan Allah lainnya, selalu mengingat Allah dengan mencintai-Nya melebihi apapun, melindungi orang yang dia cintai, dan masih banyak lagi. Anda pun dapat mengetahui hikmah cinta itu ketika anda jatuh cinta nanti.

“Kehidupan di dunia sangatlah indah, penuh dengan cinta bila manusia tersebut selalu mengingat penciptanya, tapi akan buram ketika cintanya hanya untuk sesuatu yang bersifat sementara (seperti harta)”

Oleh : Fitri Puspitasari

sumber:

Manusia dengan keindahannya

Bagaimana anda memahami mengenai keindahan yang ada di bumi? Dari sudut pandang tiap orang, pasti keindahan itu berbeda-beda. Ada yang mengatakan bunga yang mekar itu indah, wanita yang cantik itu indah, pelangi itu indah, dan masih banyak lagi. Lalu, sebenarnya apa itu keindahan? Apa hubungannya dengan manusia? Mari kita cari jawabannya satu per satu.



A. Pengertian

Manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk sehingga manusia sendiri bisa dikatakan sebagai sesuatu yang memiliki keindahan.

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.

Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:

1. Keindahan dalam arti luas. Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual

2. Keindahan dalam arti estetik murni. Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.

Nilai estetik Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :

”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group”
(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).

Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.

Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.


B. Pengelompokan-pengelompokan pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :

1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).

Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri. Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal-hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping barang tentu unsur-unsur yang lain.


C. Alasan Manusia Menciptakan Keindahan

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.

Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa keindahan dapat dilihat oleh setiap orang yang memahami apa itu keindahan yang sebenarnya. Sebagai manusia, kita harusnya lebih bersyukur terhadap apa yang telah Tuhan berikan sehingga kita dapat mengetahui bahwa kita adalah hamba-Nya yang masih mengingat kebaikan Allah swt. Al-Quran juga merupakan keindahan yang Allah berikan kepada umat manusia, ketika membacanya keindahan bunyi ayat-ayat al-quran terdengar indah begitu juga kalimat-kalimat yang terdapat pada al-quran itu. Banyak-banyaklah bersyukur kepada Tuhanmu.

Semoga tulisan ini sedikit banyaknya dapat membantu teman-teman sekalian.


Sumber :
http://bunyamingunadarma.wordpress.com/2010/03/27/manusia-dan-keindahan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan

Kamis, 07 April 2011

Cerita Rakyat Roro Jonggrang beserta Nilai yang Terkandung dari cerita


Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanandiserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.

Esok harinya, Bondowoso mendekati RoroJonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Roro Jongrang dalam hati. ” Apa yang harus aku lakukan?”. Roro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar.

Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso. “Bagaimana, Roro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Roro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Roro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah.

Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bisa membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!” Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso.

Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah. Sementara itu, diam-diam Roro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Roro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Roro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung…dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.


sumber :


Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin. Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Roro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Roro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu.

Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Roro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Roro Jonggrang. Ajaib! Roro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Roro Jonggrang (Candi Prambanan).

sumber cerita:


Cerita rakyat di atas pasti anda sudah mendengarnya. Bagi yang belum pernah mendengar cerita Roro Jonggrang akan saya beritahu ringkasan ceritanya. Jadi, Bandung bondowoso jatuh cinta pada Roro jonggrang dan ingin menikahinya, namun roro jonggrang tidak menyukainya. Maka Roro jonggrang memberikan satu syarat kepada Bandung bondowoso untuk membangun seribu candi dalam satu malam. Tapi, Bandung bondowoso gagal dan murka hingga Roro jonggrang pun berubah menjadi patung batu untuk melengkapi 999 candi.

Dari cerita tersebut kita dapat memperoleh nilai sosialnya, yakni di bumi ini makhluk satu sama lain saling membutuhkan (makhluk sosial) dan memberikan keuntungan masing-masing. Nilai budayanya, segala bentuk peninggalan sejarah harus terus dijaga dan dilestarikan sehingga para generasi berikutnya juga mengetahui sejarah atau cerita sebelum ia lahir dengan bukti nyata. Sedangkan nilai moralnya sebaiknya sebagai makhluk sosial kita dapat mengontrol emosi yang ada, dengan menjaga perkataan kita yang kita ucapkan. Dalam segala keadaan (ketika menghadapi ujian/ cobaan, mendapat rezeki, dll) seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan, lebih mengutamakan Tuhan Yang Maha Esa (berdoa).

“ Segala keterbatasan yang ada, seharusnya kita ubah menjadi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain ”

Fitri Puspitasari

Senin, 04 April 2011

Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Prosa (Kesusastraan)



Kepribadian bangsa timur


Francis L.K Hsu sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat dan kesusastraan cina klasik (homeostatis psikologi).

Hsu. telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.




Penjelasan :

Nomor 7 dan 6, disebut daerah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari oleh individu dan terlupakan.

Nomor 5, disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan yang didasari oleh di setiap individu tetapi disimpan di dalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan kepada siapapun. (karena malu, takut salah, sungkan, tidak menemukan kata-kata yang tepat)

Nomor 4, disebut kesadaran yang dinyatakan secara terbuka (pikiran dan gagasan maupun perasaan-perasaan)

Nomor 3, disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang atau benda-benda yang diajak gaul secara mesra dan karib.

Nomor 2, disebut hubungan berguna, fungsi kugunaan (pedagang dan pembeli).

Nomor 1, disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.

Nomor 0, disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang di luar masyarakat dan negara Indonesia.

Menurut Francis L.K. Hsu ialah yang menggambarkan kepribadian manusia adalah daerah lingkaran no.3 hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia, tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.

Hsu. Konsep lain adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina yaitu; Manusia yang berjiwa selaras, manusi yang berkepribadian, adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubuungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat.

Kebudayaan Timur itu lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royaong, keramah tamahan dll.

Kebudayaan Barat : mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan individualisme.


Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan prosa

Sedangkan Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.

Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis, yakni :
1) Prosa naratif
2) Prosa deskriptif
3) Prosa eksposisi dan
4) Prosa argumentatif.

Sumber:

Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama, adalah prosa bahasa Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Yang meliputi :
 Dongeng;
 Hikayat;
 Sejarah;
 Epos;
 Cerita pelipur lara.

b. Prosa baru, adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun, meliputi :
 Cerita pendek;
 Roman/novel;
 Biografi;
 Kisah.

Sastra mempunyai peranan yang lebih penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa juga mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian manusia dengan bahasa pada hakekatnya adalah satu.

Sastra juga mempermudah komunikasi, karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.

Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

Sumber :

Nilai yang terkandung dalam prosa (fiksi)

Sebagai seni yang berlatar cerita (fiksi), karya sastra membawakan nilai-nilai, pesan moral dan cerita kepada para pembaca, nilai-nilai tersebut adalah:

i. Nilai kesenangan : pembaca mendapat pengalaman atas peristiwa atau kejadian yang dikisahkan dan dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing yang belum dikunjungi atau mengenal tokoh-tokoh aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya.
ii. Memberikan informasi : tentang kehidupan masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan dating atau asing yang tidak terdapat di ensiklopedi.
iii. Warisan kultural : mengungkapkan impian-impian, aspirasi generasi terdahulu yang seharusnya dihayati generasi kini.
iv. Keseimbangan wawasan : dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, kehidupan manusia sehingga akan terbentuk keseimbangan, terutama menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin berlainan pribadinya.

Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi lebih mengenai prosa dan sastra.
~penulis~

oleh : Fitri Puspitasari