Kepribadian bangsa timur
Francis L.K Hsu sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat dan kesusastraan cina klasik (homeostatis psikologi).
Hsu. telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Penjelasan :
Nomor 7 dan 6, disebut daerah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari oleh individu dan terlupakan.
Nomor 5, disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan yang didasari oleh di setiap individu tetapi disimpan di dalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan kepada siapapun. (karena malu, takut salah, sungkan, tidak menemukan kata-kata yang tepat)
Nomor 4, disebut kesadaran yang dinyatakan secara terbuka (pikiran dan gagasan maupun perasaan-perasaan)
Nomor 3, disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang atau benda-benda yang diajak gaul secara mesra dan karib.
Nomor 2, disebut hubungan berguna, fungsi kugunaan (pedagang dan pembeli).
Nomor 1, disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.
Nomor 0, disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang di luar masyarakat dan negara Indonesia.
Menurut Francis L.K. Hsu ialah yang menggambarkan kepribadian manusia adalah daerah lingkaran no.3 hubungan yang berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia, tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.
Hsu. Konsep lain adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina yaitu; Manusia yang berjiwa selaras, manusi yang berkepribadian, adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubuungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya yang paling dekat.
Kebudayaan Timur itu lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royaong, keramah tamahan dll.
Kebudayaan Barat : mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan individualisme.
Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan prosa
Sedangkan Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.
Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis, yakni :
1) Prosa naratif
2) Prosa deskriptif
3) Prosa eksposisi dan
4) Prosa argumentatif.
Sumber:
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama, adalah prosa bahasa Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Yang meliputi :
Dongeng;
Hikayat;
Sejarah;
Epos;
Cerita pelipur lara.
b. Prosa baru, adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun, meliputi :
Cerita pendek;
Roman/novel;
Biografi;
Kisah.
Sastra mempunyai peranan yang lebih penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa juga mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian manusia dengan bahasa pada hakekatnya adalah satu.
Sastra juga mempermudah komunikasi, karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.
Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
Sumber :
Nilai yang terkandung dalam prosa (fiksi)
Sebagai seni yang berlatar cerita (fiksi), karya sastra membawakan nilai-nilai, pesan moral dan cerita kepada para pembaca, nilai-nilai tersebut adalah:
i. Nilai kesenangan : pembaca mendapat pengalaman atas peristiwa atau kejadian yang dikisahkan dan dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing yang belum dikunjungi atau mengenal tokoh-tokoh aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya.
ii. Memberikan informasi : tentang kehidupan masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan dating atau asing yang tidak terdapat di ensiklopedi.
iii. Warisan kultural : mengungkapkan impian-impian, aspirasi generasi terdahulu yang seharusnya dihayati generasi kini.
iv. Keseimbangan wawasan : dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, kehidupan manusia sehingga akan terbentuk keseimbangan, terutama menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin berlainan pribadinya.
Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi lebih mengenai prosa dan sastra.
~penulis~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar